Home / Artikel / Kaidah Fikih (28) : Pendapat Sahabat Yang Tidak Diselisihi Sahabat Lain

Kaidah Fikih (28) : Pendapat Sahabat Yang Tidak Diselisihi Sahabat Lain

Pendapat seorang shahabat apabila tidak diselisihi oleh shahabat lainnya adalah hujjah atas pendapat yang kuat.

Shahabat yang dimaksud di sini adalah para shahabat ahli ijtihad seperti kholifah yang empat, Ibnu Mas’ud [Islamic phrases=”Radhiyallahu ‘anhu”]I[/Islamic], Ibnu Abbas [Islamic phrases=”Radhiyallahu ‘anhu”]f[/Islamic], Ibnu Umar [Islamic phrases=”Radhiyallahu ‘anhu”]I[/Islamic] dan lain lain. Apabila pendapat mereka tidak diselisihi oleh shahabat lain terlebih bila pendapat tersebut masyhur di kalangan mereka, maka pendapat tersebut adalah hujjah.

Karena mereka adalah generasi yang paling dalam ilmunya, paling bening hatinya dan paling jauh dari hawa nafsu. Al Qur’an turun dengan bahasa mereka, dan mereka melihat langsung praktek dari Nabi Muhammad [Islamic phrases=”Shallallahu ‘alaihi wa Sallam”]e[/Islamic] dan mendengar langsung penjelasan dari beliau.

Apabila pendapat shahabat itu diselisihi oleh shahabat lain yang juga ahli ijtihad, maka kita lihat mana yang paling dekat kepada Al Quran dan hadits. Dan memberi udzur kepada yang salah.

 

Semua Artikel “Kaidah Islam”

About Ustadz Badrusalam

Nama beliau adalah Abu Yahya Badrussalam. Beliau lahir pada tanggal 27 April 1976 di desa Kampung Tengah, Cileungsi, Bogor, tempat dimana studio Radio Rodja berdiri. Beliau menamatkan pendidikan S1 di Universitas Islam Madinah Saudi Arabia Fakultas Hadits pada tahun 2001

Check Also

Diantara Kaidah-Kaidah Seputar Jahalah

Kaidah-kaidah seputar jahalah dalam ilmu hadits

Tulis Komentar