Home / Soal-Jawab / Soal Jawab : Perhitungan Ramadhan Dengan Hisab

Soal Jawab : Perhitungan Ramadhan Dengan Hisab

Pertanyaan:

Ustad, sebagian organisasi di negeri kita berpegang kepada hisab saja dalam menentukan hilal ramadlan. Bagaimana pendapat ustad dalam hal ini?

Jawab:

Berpegang kepada hisab jika hal itu baik tentu telah diperintahkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam, para shahabat, para tabiin dan para ulama setelahnya.

Nabi shallallahu alaihi wasallam hanya membatasi penentuan ramadlan dengan melihat hilal saja. Beliau bersabda:

إذا رأيتم الهلال فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا

Apabila kalian melihat hilal maka berpuasalah, dan apabila kalian melihatnya beriedul fithri lah.” HR Muslim.

Berpegang kepada hisab bertentangan dengan dalil dan ijma. Syaikhul islam ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

والمعتمد على الحساب في الهلال كما أنه ضال في الشريعة مبتدع في الدين فهو مخطئ في العقل وعلم الحساب فإن العلماء بالهيئة يعرفون أن الرؤية لا تنضبط بأمر حسابي

Orang yang bersandar kepada hisab dalam menentukan hilal, ia sesat dalam syariat, berbuat bid’ah dalam agama, salah secara akal dan ilmu hisab. Karena para ulama hisab sendiri mengetahui bahwa melihat hilal tidak bisa ditepatkan dengan hisab…. (Majmu fatawa).
Dan ulama yang menukil adanya ijma harusnya dengan ru’yah adalah banyak diantaranya syaikhul islam, ibnu rusyd, ibnul mundzir dan lainnya.

Dijawab oleh : Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.

About Ustadz Badrusalam

Nama beliau adalah Abu Yahya Badrussalam. Beliau lahir pada tanggal 27 April 1976 di desa Kampung Tengah, Cileungsi, Bogor, tempat dimana studio Radio Rodja berdiri. Beliau menamatkan pendidikan S1 di Universitas Islam Madinah Saudi Arabia Fakultas Hadits pada tahun 2001

Check Also

Kaidah Fikih (24) : Keraguan Setelah Ibadah Tidak Dianggap

Keraguan setelah melakukan ibadah itu tidak dianggap. Keraguan biasanya terjadi di dua tempat: 1. Ketika …

2 comments

  1. Muhammad Higo Wardhana Bin Hauri Bakti

    Ustadz .apakah najis yang kering itu tetap najis ataukah telah hilang.soalnya saya pernah mendapatkan riwayat bahwasannya pada zaman nabi anjing keluar masuk masjid yg bisa jadi kencing atau liurnya menetes tpi para sahabat ga membersihkannya.gimana tuh ustadz

Tulis Komentar