Home / Artikel / Taddabur Ayat 1 Surat Al Mulk

Taddabur Ayat 1 Surat Al Mulk

Tadabbur surat Al Mulk

Ayat Pertama:

تبارك الذي بيده الملك وهو على كل شيء قدير

Maha berkah Allah yang di tanganNyalah kerajaan. Dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.”

Tabarok berasal dari kata barokah yang berarti bahwa Allah [Islamic phrases=”Azza wa Jalla'”]Z[/Islamic] yang Maha memberkahi dan kerajaan Allah senantiasa dipenuhi dengan keberkahan.

Barokah artinya yang banyak kebaikannya dan terus bertambah dan tetap.
Allahlah pemilik keberkahan dan Allah yang memberi keberkahan pada ciptaanNya.

Lihatlah bumi yang kita pijak ini.
Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.” (Fushilat: 10)

Keberkahan bumi tak pernah ada habis habisnya. Kekayaan yang tersimpan padanya. Tanaman, buah buahan, batu mulia, minyak bumi, kekayaan laut, dan sebagainya.

Lihatlah keberkahan langit dengan planet yang ada padanya. Allah [Islamic phrases=”Jalla Jalaluhu”]b[/Islamic] turunkah hujan yang amat berkah dari langit untuk kehidupan makhluk yang hidup di atas bumi.

Lihatlah air zam zam yang diberkahi. Setiap harinya diambil jutaan liter untuk disebar ke seluruh dunia. Namun sumur zam zam tak pernah kering. padahal berada di tengah padang pasir yang tandus.

Keberkahan Al Qur’an, keberkahan iman dan amal shalih jauh lebih besar lagi. Karena balasannya adalah surga yang abadi.

Ya Allah berkahi kami dengan iman dan amal.. Berkahi harta kami dan keturunan kami..

About Ustadz Badrusalam

Nama beliau adalah Abu Yahya Badrussalam. Beliau lahir pada tanggal 27 April 1976 di desa Kampung Tengah, Cileungsi, Bogor, tempat dimana studio Radio Rodja berdiri. Beliau menamatkan pendidikan S1 di Universitas Islam Madinah Saudi Arabia Fakultas Hadits pada tahun 2001

Check Also

Tafsir Ayat-Ayat Manhaj (1) : Al An’am ayat 153

Allah memerintahkan untuk mengikuti jalannya dan melarang mengikuti jalan jalan lainnya. Imam Mujahid menjelaskan bahwa yang dimaksud jalan jalan lainnya adalah bid'ah dan syubhat.

Tulis Komentar